Ketika Perempuan Membaca Data dan Menjaga Semesta

Di balik derasnya arus digital dan cepatnya laju perubahan zaman, Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) menapaki langkah bijak dengan menyulam teknologi dan keberpihakan pada bumi serta manusia.

Melalui program Jaga Raya, Indosat tak hanya merawat lingkungan, tapi juga menyalakan lentera harapan bagi perempuan—mereka yang selama ini menjadi tiang kehidupan di tengah masyarakat, kini diberi ruang untuk menjadi pilar perubahan.

Jaga Raya adalah sulaman indah dari komitmen Indosat dalam menjaga bumi sambil memberdayakan perempuan di akar rumput.

Di dalamnya, teknologi bukan lagi sesuatu yang asing, melainkan menjadi sahabat baru para ibu, anak gadis, dan perempuan nelayan.

Melalui program ini, perempuan kini bisa membaca data kualitas air dari sensor IoT, seperti mereka membaca tanda-tanda musim di langit dan laut.

“Teknologi adalah jembatan, bukan dinding. Kami ingin perempuan berjalan di atasnya, menuju kehidupan yang lebih baik, lebih hijau, dan lebih berdaya,” ujar Irsyad Sahroni, Direktur dan Chief Human Resource Officer Indosat Ooredoo Hutchison, dalam siaran tertulis, dikutip, Kamis (04/06/2025).

Bagi Indosat, Jaga Raya bukan sekadar proyek lingkungan, melainkan panggilan nurani untuk menjadikan perempuan sebagai penjaga semesta.

Di Desa Poka, Ambon, kisah ini menjelma nyata. Indosat menggandeng Universitas Pattimura untuk menghadirkan tambak silvofishery, perpaduan antara budidaya ikan dan pelestarian hutan mangrove.

Tak hanya kaum pria, para perempuan lokal dilibatkan sebagai bagian utama dalam menjaga ekosistem.

Dengan bimbingan para ahli, mereka memantau kadar oksigen air, salinitas, suhu, dan indikator lain yang selama ini tersembunyi dari pandangan mata—namun kini tampak terang lewat layar digital.

Forum diskusi terbuka pun digelar, bukan hanya sebagai ruang berbicara, tetapi sebagai ladang menanam gagasan.

Di sana, para perempuan bicara tentang peluang usaha, ketahanan pangan, dan harmoni dengan alam.

Suara mereka tak lagi lirih, tapi bergema. Mereka tak sekadar diajak hadir, tapi diundang menjadi pemilik masa depan.

Rektor Universitas Pattimura, Prof. Dr. Freddy Leiwakabessy, M.Pd., melihat kolaborasi ini sebagai wujud nyata keberpihakan pada ilmu dan kehidupan.

“Perempuan bukan hanya turut serta, tetapi menjadi ruh dari transformasi ini. Mereka membaca data dan menjadikannya keputusan, menjaga alam sambil memperkuat ekonomi keluarga,” tuturnya.

Melalui kerja sama dengan lima perguruan tinggi—dari Ambon hingga Tarakan—Indosat menyebarkan benih perubahan yang menempatkan perempuan di garis terdepan.

Bukan sebagai penerima manfaat belaka, tapi sebagai penggerak, perawat, dan pemelihara kehidupan, sebagaimana kodrat mereka sejak dahulu: menjaga yang tumbuh dan menghidupkan yang hampir padam.

Data real-time dari sensor IoT kini menjadi alat baru bagi perempuan untuk memahami lingkungannya.

Mereka membaca angka sebagaimana mereka membaca cuaca dan pasang surut laut. Dari sini, produktivitas tambak meningkat, kehidupan ekonomi keluarga terangkat, dan alam tetap terjaga di pelukannya yang penuh kasih.

Inisiatif Jaga Raya tak berhenti di Ambon. Indosat berharap kisah ini menjadi lentera bagi desa-desa lain di Indonesia.

Sebuah model kolaborasi yang tak hanya menanamkan teknologi di tanah, tapi juga menanamkan kepercayaan di hati perempuan, bahwa mereka mampu menggenggam masa depan.

Melalui Jaga Raya, Indosat tak hanya menjaga alam, tapi juga merawat perempuan—mereka yang selama ini setia menjaga dapur dan anak-anak, kini dipercaya menjaga data dan tambak. K

arena sejatinya, bila perempuan diberi ruang dan kepercayaan, maka semesta pun akan tumbuh dalam harmoni.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top