Bus Trans Sulsel Resmi Dilincurkan, Apa Kabar Kelompok Rentan?
PENULIS: AL FATH

Makassar – Baru-baru ini, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman meluncurkan secara resmi operasional Bus Trans Sulsel di kawasan Jembatan Toraja, Center Point of Indonesia (CPI). Sebanyak 27 unit bus mulai beroperasi dan melayani masyarakat per Senin 14 Juli 2025 kemarin.
Di balik gegap gempita peluncuran Bus Trans Sulsel ini, suara kritis dari kalangan perempuan turut membayangi. Salah satunya datang dari Sekretaris Yayasan Pemerhati Masalah Perempuan Sulsel, Alita Karen.
Ia secara gamblang menilai bahwa fasilitas kursi prioritas di dalam bus masih jauh dari harapan. Menurutnya, keberadaan kursi prioritas yang sejatinya diperuntukkan bagi ibu hamil, lansia, dan penyandang disabilitas hanya menjadi penggugur kewajiban dari adanya regulasi.
“Kursi prioritas itu hanya sekadar penggugur kewajiban. Tidak ada penanda visual yang jelas, apalagi edukasi kepada masyarakat. Akibatnya, banyak yang tidak tahu fungsinya,” ujar Ita saat dihubungi Makkunrai.com, Senin, 14 Juli 2025.
Alita yang merupakan pemerhati isu-isu perempuan dan kelompok rentan di Sulsel ini menambahkan bahwa dalam banyak kasus, termasuk di Sulsel dan Makassar sendiri, perempuan hamil yang naik bus justru harus berdiri karena kursi sudah terisi dan penumpang lain enggan memberi tempat duduk.
“Kesadaran publik soal hak kelompok rentan masih minim. Selama ini, ibu hamil atau penyandang disabilitas seperti harus ‘meminta-minta’ agar bisa duduk,” tambahnya.
Ita mendorong agar Pemprov Sulsel tidak hanya fokus pada aspek infrastruktur, tetapi juga pada keadilan akses layanan publik. Ia menyebut pentingnya edukasi massal dan penanda visual yang jelas di dalam bus, agar semua penumpang memahami dan menghormati fungsi kursi prioritas.
Dari lokasi peluncuran, makkunrai.com diberi kesempatan memasuki dan melihat langsung fasilitas bus. Nampak beberapa kursi yang memang dikhususkan untuk kelompok rentan, seperti lansia, ibu hamil dan perempuan.
Meski kursi khusus, namun visual mengenai tanda khusus untuk kelompok rentan memang tak terlihat seperti yang disoroti Alita, sebab dapat menjadi pembenaran bagi orang lain yang mengambil kursi khusus tersebut.
Peluncuran Bus Trans Sulsel
Bus Trans Sulsel resmi diluncurkan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, pada Senin, 14 Juli 2025 di kawasan Jembatan Toraja, Center Point of Indonesia (CPI). Sebanyak 27 unit bus mulai beroperasi melayani rute Mamminasata (Makassar, Maros, Gowa, dan Takalar), sebagai langkah awal penghubung antarwilayah di Sulsel.
Gubernur Andi Sudirman menyatakan bahwa Bus Trans Sulsel merupakan bagian dari visi “satu Sulsel” yang menghubungkan kabupaten/kota melalui sistem transportasi terintegrasi. Pada tahap awal ini, masyarakat bisa menggunakan layanan secara gratis selama masa uji coba.
“Sampai waktu yang ditentukan. Untuk saat ini kita melakukan gratis, tapi nanti pelan-pelan kita akan evaluasi bagaimana grand design supaya ini tidak terhenti, tapi ini sifatnya kontinu dan permanen. Sekarang masih disubsidi. Jadi, nanti pelan-pelan nanti kita lihat animo masyarakat dan kemudian tentu supaya ada smooth transisi supaya tidak memberatkan juga masyarakat, ya, kita lihat,” ujarnya.
Layanan Rute
Bus Trans Sulsel saat ini melayani dua koridor utama. Koridor 1 menghubungkan Kota Makassar dengan Kabupaten Takalar. Rutenya dimulai dari Panakkukang Square dan melintasi sejumlah titik seperti Jalan AP Pettarani, Pelita Raya, Sungai Saddang, Gunung Latimojong, Lanto Dg Pasewang, Haji Bau, hingga kawasan CPI. Selanjutnya, rute diteruskan ke Universitas Ciputra, Masjid 99 Kubah, RS Vertikal Kemenkes, hingga berakhir di Pelabuhan Takalar. Total 14 bus melayani jalur ini dengan 105 halte.
Koridor 2 mencakup rute pendidikan dan konektivitas transportasi. Dimulai dari Universitas Hasanuddin (Unhas) di Tamalanrea, bus menuju Bandara Sultan Hasanuddin, lalu berakhir di Terminal Kereta Api Mandai, Maros. Sebanyak 13 armada disiapkan untuk melayani jalur ini dengan 51 titik halte. Jalur ini juga terhubung langsung dengan jaringan Kereta Api Makassar–Parepare.
Selain itu, terdapat Koridor 5 yang masih dalam pengelolaan Kementerian Perhubungan. Koridor ini menghubungkan Fakultas Teknik Unhas di Gowa, Mall Panakkukang, hingga kampus Unhas di Tamalanrea. Koridor ini masih berjalan paralel dengan sistem Bus Trans Sulsel dan menjadi bagian dari dukungan pusat terhadap pengembangan angkutan massal Mamminasata.
Secara keseluruhan, dari 27 bus yang disiapkan, Koridor 1 didukung oleh 13 unit operasional dan 1 cadangan. Sementara itu, Koridor 2 dilayani oleh 12 bus aktif dan 1 unit cadangan. (*)