PENULIS: GITA OKTAVIOLA

Makassar – Di tengah gemuruh dunia kerja yang serba cepat dan penuh tekanan, menjaga kewarasan menjadi tantangan nyata bagi banyak perempuan karier. Tapi bagi Andi Nataziah, perempuan yang kini menjabat sebagai AVP Communications Circle Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua, merawat diri bukan sekadar opsi—melainkan keharusan.
Ditemui awal pekan lalu di sebuah kafe semi outdoor di kawasan Boulevard Makassar, Nataziah menyambut makkunrai.com dengan senyum hangat dan obrolan reflektif. Berbalut outfit kasual bernuansa earth tone, Nataziah dengan ramah memulai percakapan sambil menikmati teh hangat di salah satu sudut cafe itu.
“Hari ini cukup padat, tapi saya selalu luangkan waktu untuk ngobrol atau sekadar rehat,” ujarnya.
Ia bercerita pekerjaannya sebagai Corcom yang sering berpindah lokasi kerja dan menghadapi tekanan aktivitas yang tak menentu menjadi tantangan tersendiri untuk dirinya sebagai perempuan.
Selayaknya manusia dewasa, pekerjaan menjadi sebuah kewajiban. Sehingga di tengah tuntutan dunia korporat, Ia harus mencari “jalan” agar bisa tetap waras.
“Belakangan saya sangat senang olahraga. Bahkan sudah jadi gaya hidup. Mindset untuk sehat itu sudah terbentuk. Saya percaya, kesehatan itu investasi paling berharga dalam hidup,” ujarnya, sembari menyesap teh.
Mindset: Merasa tak Jalani Peran Ganda
Namun, menjaga kesehatan fisik hanya satu sisi dari perjuangan. Ada pula sisi emosional dan mental yang menurutnya harus diberi ruang yang sama pentingnya, apalagi sebagai perempuan yang menjalani berbagai peran dalam kehidupan sehari-hari.
“Di zaman sekarang, saya justru tidak merasa sedang menjalani peran ganda. Semua saya jalani sendiri, dan saya melihatnya sebagai proses hidup dengan optimistis,” katanya.
Me Time: Mosuk Goa

Dan untuk membangun mindset yang saat ini, Ia punya satu kebiasaan wajib yang Ia sebut sebagai “masuk goa”.
“Me time itu sangat penting. Itu momen saya menikmati diri sendiri, memahami diri, dan mencari bahagia. Semakin paham diri, semakin bisa mengontrol pikiran dan perasaan. Jiwa tenang, mental sehat,” tuturnya.
Kafe tempat kami berbincang semakin ramai menjelang senja. Tapi Nataziah tetap tenang, menjawab setiap pertanyaan dengan reflektif. Baginya, berada di lingkungan yang mendukung juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental.
“Lingkaran sosial saya sekarang lebih saya pilih. Berteman dengan yang positif, tumbuh bareng, saling support. Lingkungan begini bikin kita tetap waras,” katanya.
Keluarga, menurutnya, adalah pondasi yang memberi rasa aman.
“Alhamdulillah keluarga sangat mendukung. Saya dikelilingi lingkungan yang supportive,” ujarnya.
Pegang Kendali dan Self Love
Saat ditanya soal stres berlebihan, Nataziah menggeleng pelan.
“Alhamdulillah, sejauh ini hidup baik-baik saja. Tapi kalau mulai jenuh, saya punya cara recharge: olahraga, jalan-jalan, dan makan enak.”
Saat pikiran negatif mulai muncul lanjutnya, ia memilih untuk fokus pada hal-hal yang membuatnya senang.
“Kita yang punya kendali atas respons terhadap situasi. Jadi harus tahu kapan dan bagaimana menenangkan diri,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya self-love dan penerimaan diri.
“Self-love itu penting. Saat sadar siapa diri kita, tahu nilai-nilai yang kita pegang, Kita akan lebih kuat hadapi situasi di luar kendali. Dan jangan lupa, semua sudah ditentukan Allah. Bersyukur dan terima keadaan,” ujarnya tersenyum menggambarkan betapa Ia sangat menikmati obrolan dan suasana sore itu
Work Hard, Play Hard, Train Hard
Menanggapi tren soft living yang ramai dibicarakan, Nataziah menyambut positif konsepnya, tapi tetap dengan prinsip tanggung jawab.
“Soft living itu bagus untuk kesehatan mental. Tapi jangan sampai bikin kita lemah atau malas. Saya lebih suka work hard, play hard, train hard. Bekerja keras, tapi tetap nikmati hidup.”
Ia meyakini bahwa kedamaian sejati datang dari dalam, dari kesadaran akan batas, penerimaan, dan penghargaan terhadap diri.
Menutup pertemuan, Ia menyampaikan pesan inspiratif bagi perempuan-perempuan lain yang menjalani kehidupan dengan beban ganda.
“Perempuan yang sedang menjalani peran ganda itu adalah perempuan pilihan. Kuat, luar biasa. Jangan lupa cintai diri, beri hadiah untuk diri sendiri. Kalian hebat,” pungkasnya. (*)