Menemukan Ruang Alternatif Perempuan dalam Fenomena Slow Living dan Digital Minimalism

Oleh: Redaksi Makkunrai.com

Ilustrasi perempuan yang sedangg me time. Pict: dok makkunrai.com

Di era yang serba cepat dan penuh distraksi, gaya hidup minimalis dan slow living makin diminati. Tidak hanya membuat hidup lebih simpel, tapi juga membantu lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.

Tak heran, fenomena yang viral di tahun 2025 ini, menunjukkan kesadaran kritis dan keberanian untuk mengambil sikap, yaitu dengan hidup lebih lambat, lebih sadar, dan lebih seimbang.

Belakangan kehadiran fenomena ini bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan cerminan dari proses pencarian makna yang lebih dalam di tengah zaman yang serba cepat dan bising, tak terkecuali bagi perempuan.

Fenomena ini bisa menjadi ruang alternatif yang dibangun untuk bertahan, untuk pulih, dan untuk menjadi utuh.

Dalam slow living dan digital minimalism, perempuan bisa menemukan kembali ruang untuk bernafas, memulihkan diri, dan merumuskan ulang apa yang penting bagi hidupnya.

Inspirasi Gaya Hidup Slow Living dan Digital Minimalism

Dikutip dari tulisan Muhzen Den dari laman golagongkreatif.com, yuk, simak delapan inspirasi buat mulai hidup minimalis dan menikmati slow living!

  1. Decluttering atau Buang Barang yang Tidak Perlu
    Mulai dari yang paling sederhana: decluttering. Coba sortir barang-barang di rumah, mana yang masih dipakai dan mana yang membuat penuh. Kalau sudah tidak berguna atau tidak dipakai dalam enam bulan terakhir, mungkin saatnya untuk dilepas. Bisa dijual, didonasikan, atau dibuang kalau sudah rusak.
  2. Punya Barang yang Multifungsi
    Daripada beli banyak barang dengan fungsi berbeda-beda, coba cari yang bisa dipakai untuk beberapa hal sekaligus. Misalnya, meja kerja yang bisa dilipat jadi meja makan atau tas yang bisa dipakai ke kantor sekaligus buat traveling.
  3. Kurangi Konsumsi, Pilih Kualitas daripada Kuantitas
    Sering kalap beli barang? Coba mulai pilah-pilih barang yang benar-benar berkualitas dan tahan lama. Daripada beli baju murah yang gampang rusak, lebih baik investasi ke pakaian basic yang awet dan bisa dipakai bertahun-tahun.
  4. Hidup dengan Mindful dan Kurangi Multitasking
    Slow living adalah soal menikmati momen. Sesekali coba kurangi multitasking dan fokus pada satu hal dalam satu waktu. Saat makan, benar-benar nikmati makanan tanpa gangguan gadget. Saat ngobrol, berusaha hadir secara penuh tanpa sibuk scrolling HP.
  5. Buat Rutinitas yang Sederhana tapi Bermakna
    Buatlah rutinitas yang tidak rumit, agar membuat hidup lebih tenang. Misalnya, mulai pagi dengan secangkir teh sambil membaca buku, atau jalan pagi sebelum bekerja. Rutinitas ini akan membantu lebih sadar dan menikmati setiap momen.
  6. Kurangi Digital Clutter
    Hidup minimalis nggak cuma soal barang fisik, tapi juga digital. Mulai bersih-bersih file, hapus email yang tidak perlu, unfollow akun yang membuat tidak nyaman, dan batasi waktu screen time agar lebih fokus ke dunia nyata.
  7. Perbanyak Waktu di Alam
    Salah satu esensi slow living adalah terkoneksi dengan alam. Coba luangkan waktu untuk jalan-jalan di taman, hiking, atau sekadar duduk di luar rumah sambil menikmati udara segar. Ini bisa membuat pikiran lebih rileks dan hati lebih bahagia.
  8. Belajar Bilang Cukup
    Gaya hidup minimalis dan slow living itu soal menyederhanakan dan menikmati hidup dengan lebih sadar. Tidak perlu drastis, mulai aja dari langkah kecil yang bikin hidup lebih tenang dan bermakna.

Fenomena ini bukanlah ancaman terhadap kemajuan, melainkan sebuah peluang besar untuk mereformasi cara hidup dan cara belajar perempuan dan para ibu. Yuk, mulai sekarang, pilih hidup yang lebih simpel dan penuh makna!

Redaksi Makkunrai.com
Ruang | Suara | Perempuan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top