
Mace Papua bersuara soal ketidakadilan dalam video pendek. Foto: dok Makkunrai
Sebuah video berdurasi 1 menit 26 detik yang diunggah di media sosial baru-baru ini menyedot perhatian warganet. Dalam video tersebut, seorang perempuan Papua atau yang karib dipanggil ‘Mace’, tampil merekam dirinya sambil melontarkan pernyataan penuh emosi dan perlawanan terhadap ketidakadilan yang disebut telah lama membelenggu tanah kelahirannya.
“Papua itu miskin bukan karena kami bodoh, bukan karena kami malas. Papua itu miskin karena kalian miskinkan kami,” serunya lantang, membuka rekaman dengan tudingan keras terhadap kebijakan pembangunan yang menurutnya lebih banyak merugikan masyarakat adat Papua.
Perempuan tersebut menyoal eksploitasi kekayaan alam Papua oleh negara dan perusahaan, serta perampasan ruang hidup masyarakat adat. Ia menyebut bahwa atas nama pembangunan, tanah mereka dirampas, gunung dilubangi, laut tercemar, dan suara masyarakat Papua dibungkam.
Diketahui baru-baru ini Raja Ampat di Papua justru menjadi sasaran tambang nikel yang berizin dari pemerintah, walau pada akhirnya empat dari lima perusahaan telah dicabut izinnya oleh Presiden Prabowo pada 10 Juni lalu.
“Kamu sebut kami bagian dari NKRI, tapi kenapa kami selalu diperlakukan seperti bukan siapa-siapa,” lanjutnya, mempertanyakan ketimpangan perlakuan terhadap warga Papua di Indonesia.
Tidak hanya mengungkap kesedihan, video yang ditayangkan dalam akun IG @foryourinfo.update itu juga memuat pernyataan tegas penuh perlawanan. Ia menolak belas kasihan, dan menuntut keadilan.
“Kami tidak butuh belas kasihanmu, kami butuh keadilan. Di mana keadilanmu?”
Pernyataan itu ditutup dengan seruan yang kuat.
“Kami belum mati dan kami tidak akan diam. Karena suatu hari nanti, suara dari tanah ini akan bergema lebih keras dari suara peluru.”
Video ini langsung viral, dibagikan ulang ribuan kali, dan menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak yang menyatakan simpati dan dukungan.
Meski belum diketahui identitas pasti pembicara dalam video tersebut, rekaman itu mencerminkan suara dan keresahan yang selama ini kerap disuarakan oleh masyarakat Papua, terutama perempuan, dalam memperjuangkan hak atas tanah, kehidupan, dan harga diri mereka yang selama ini terpinggirkan.
Apakah video ini akan menjadi percikan baru dalam diskursus nasional soal Papua, atau akan kembali tenggelam seperti banyak suara dari Timur yang luput didengar? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, video ini adalah pengingat: bahwa Papua tak pernah benar-benar diam.
PENULIS: ND